Minggu, 30 Januari 2011

Catatan : ISTIQOMAH dan Jalan Mencapainya

Alhamdulillahirobbil alamiin, Kajian Muslimah hari ini diberikan oleh ustadzah Ani Kartika dengan membacakan arti dari QS Huud ayat 112 sebagai berikut :

"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
ISTIQOMAH secara bahasa berarti TETAP. 

Maksudnya : tidak menyekutukan Allah dengan apapun dan tetap menuhankan Allah apapun yang terjadi pada diri kita. Istiqomah berarti pula bersangka baik kepada Allah. Orang yang istiqomah tetap yakin ujian apapun yang menimpanya, dia tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya.
Istiqomah merupakan : 



1. Perintah Allah, seperti yang tertuang dalam QS Huud ayat 112 diatas.

2. Amalan Hati.

Amalan hati dimulai dari lisan. Kalau lisan tidak istiqomah maka hati tidak akan istiqomah. Istiqomah merupakan harta terbesar. Suatu saat Rasulullah ditanya tentang kalimat yang tidak perlu ditanyakan lagi kepada orang lain, beliau berkata :

"Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian Istiqomahlah"

Orang yang selalu Istiqomah dijanjikan Allah SWT akan mendapat Syurga. Seperti yang disebutkan dalam QS Al Fushilat ayat 30 berikut ini :

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." 

Perlu pula kita ketahui manfaat senantiasa bersikap Istiqomah antara lain :

1. memiliki SAJAAH = OPTIMISME

Karena yakin Allah akan berikan pertolongan maka tidak ada rasa khawatir dalam dirinya seperti disebutkan dalam QS Al Ahqaaf ayat 13-14 :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)”

2. Bersikap tenang.

Allah telah menjamin adanya pertolongan, maka orang yang istiqomah tak kan mengeluh dan berputus asa bila ditimpa musibah. 

3. Berani menanggung resiko.

Saat ini untuk berbicara secara jujur susah sekali. Namun orang yang istiqomah akan berani bersikap jujur sebagai bagian dari iman yang dimilikinya.


Senantiasa yakin bahwa apapun ujian yang menimpa kita pasti kita mampu menjalaninya. Bila merasa ujian kita berat, yakinlah bahwa saat ujian itu datang sebetulnya Allah sedang menawarkan kenaikan derajat bagi kita. Allah saja percaya kita mampu, mengapa kita tidak percaya ?. JANGAN MENGELUH. Yakinlah bahwa apapun yang menimpa kita pasti kita mampu menjalaninya. Namun Allah melihat usaha kita. Allah sudah menyediakan 'medali' untuk kita saat Allah menguji kita.

Untuk senantiasa Istiqomah itu memang berat. Karena itu istiqomah harus selalu kita iringi dengan Istighfar seperti yang disebutkan dalam QS Al Fushilat ayat 6 :

"Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya"

Ada beberapa cara untuk bisa meraih istiqomah. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:

1. memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. 

Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (QS. Ibrahim [14] : 27). 

Makna “ucapan yang teguh” adalah dua kalimat syahadat. Sehingga, Allah akan meneguhkan orang yang beriman yang memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat ini di dunia dan di akhirat.

2. Membaca al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. 


Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur‘an itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An Nahl [16]:102)

3. Berkumpul dan bergaul di lingkungan orang-orang saleh. 

Hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah ta’ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. Bahkan dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman :

“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran [3]:101)
4. Berdoa kepada Allah ta’ala agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat. 

Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa, Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ” artinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami’)

5. Membaca kisah Rasulullah dan ulama terdahulu untuk mengambil teladan

Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah ta’ala :

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud [11]: 120)

Semoga kita senantiasa mampu bersikap istiqomah dan taat pada Allah dan Rasulnya, dalam keadaan apapun....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saudaraku, silahkan saran dan komentarnya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. - QS. Al-Jatsiyah: 23