Sabtu, 05 Februari 2011

Catatan : Tafsir QS An Nisaa 34 - Hak dan Kewajiban Suami Istri

Ustadzah Fathiyah memulai penjelasannya dengan membacakan QS An Nisaa ayat 34:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Menjadi seorang suami harus memiliki kemampuan memimpin dalam rumah tangga dan menjadi imam dalam melakukan ibadah. Seorang suami layak menjadi pemimpin karena  :


1.    Secara fisik lebih kuat.
2.    Daya ingat lebih awet dari pada perempuan.
3.    Perempuan memiliki emosi yang tinggi dan biasanya latah.
4.    Perannya memang berbeda.



Maka laki-laki punya kewajiban untuk menafkahi istri. Apabila selama 4 bulan berturut-turut suami tidak memberikan nafkah lahir dan bathin, maka seorang istri dapat mengajukan cerai ke pengadilan agama. Dosa hukumnya apabila suami tidak menafkahi istri. Namun bila istri Ridho, maka tidak ada dosa bagi suaminya.

Seorang istri yang baik, berapapun nafkah yang diberikan suaminya harus menerima.
Menjadi seorang istri juga berkewajiban untuk :


1.    Taat pada Allah dan suami selama perintah suami tidak melanggar perintah Allah.
2.    Menjaga harta suami dan harga diri ketika suami tidak ada.


Bila istri melanggar maka ada tahapannya :

1.    Diberi nasehat
2.    Pisah kamar
3.    Boleh dipukul, tetapi tidak dengan pukulan ditempat yang membahayakan.


Nusyuz artinya durhaka.

Agar damai dalam rumah tangga, seseorang harus berusaha sabar atas kekurangan pasangan dan melihat pada kelebihannya. Bila seorang istri merasa kecewa terhadap kekurangan suaminya maka istri perlu memikirkan apakah suaminya tidak kecewa atas kekurangannya. 
Saling menghargai itulah kunci damai dalam rumah tangga sehingga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah seperti tertulis dalam QS Ar Ruum ayat 21 :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Tanya : Bagaimana menyikapi suami yang setiap bertengkar mengucapkan kata cerai ?
 

Jawab : 
Begitu kata Cerai diucapkan oleh suami maka jatuh talak 1.
Maka selama belum ada keinginan untuk rujuk, selama itu pula tidak boleh berhubungan suami istri. Namun bila belum mencapai masa Iddah (3 kali suci) dan ada keinginan untuk rujuk, maka dapat rujuk dengan adanya saksi dr pihak keluarga dan tidak perlu mengucapkan akad nikah kembali. 
Sebaliknya bila telah melewati masa Iddah maka harus melakukan akad nikah kembali.
Bila telah 3 x melakukannya, maka jatuh talak 3. Bila suami ingin rujuk, maka istri harus menikah dengan laki-laki lain, kemudian bercerai dan baru boleh menikah kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saudaraku, silahkan saran dan komentarnya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. - QS. Al-Jatsiyah: 23