Kamis, 20 Mei 2010

Catatan Manajemen Islami Wanita Bekerja

Kajian Rutin kali ini dimulai dengan membaca Al Qur'an Surah Al Baqarah:
172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Allah perintahkan kepada Nabi kita dan orang-orang yang beriman, untuk memakan rezki yang diberikanNya. Apa yang kita makan terkait langsung dengan hasil pekerjaan kita. Nabi saja yang kualitasnya sudah baik diperintahkan untuk makan yang baik-baik, apalagi kita orang biasa. 

Apa yang kita makan berpengaruh pada amal sholeh kita. Rasulullah bersabda :  
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)
Iman kita kepada Allah juga sangat terkait dengan pekerjaan kita. Sebagai wanita bekerja, kita memiliki multi peran dalam rumah tangga. Terkadang kita memakai peran ibu dengan sempurna didepan anak-anak. Namun ada kalanya pula kita memakai peran teman sehingga bebas lepas dan kelihatan aslinya..
Peran didepan suami pun berbeda lagi. 

Sebagai wanita kita diminta Optimal disetiap peran tersebut. Tugas kita sebagai Orang Tua adalah : mengantarkan anak masuk Syurga. Sedekah amal jariah itu adalah anak yang sholeh. Bila anak sholeh orang tua akan terbawa. Dan inilah tantangan kita sebagai wanita dan ibu yang bekerja.

Wanita tentu saja beda dengan Pria. Walau sekuat apapun kita, akan tetap ada rasa cengeng, senang dimanja dll. Sehingga untuk menyeimbangkan antara peran sebagai ibu dan sebagai pekerja, buatlah ruang-ruang dalam kepala kita.

Karena kita memilih bekerja, pisahkanlah urusan pribadi dengan urusan kantor. Ada banyak anggapan tidaklah profesional bila kita tidak masuk karena anak atau suami sakit. Namun tidak perlu dibantah anggapan itu. Tunjukkan saja kualitas dan profesionalitas kita sehingga tidak ada pekerjaan yang bisa dicela orang lain. Antara lain dengan tidak menunda-nunda pekerjaan. Muslimah baik haruslah menepati janji. Apabila ditanya hal yang terkait dengan pekerjaan, jawablah dengan jujur sampai dimana perkembangan tugas yang diberikan..hindari untuk menjawab dengan : sudah saya kerjakan pak tapi...

Dalam Islam kita dilarang untuk melanggar perjanjian, bukan hanya dilarang kepada sesama muslim tetapi juga kepada sesama non muslim. Perlu diingat saat kita bekerja ada peraturan perusahaan. Patuhi jam kerja dan aturannya. Karena itu adalah perjanjian kita dengan perusahaan. Pekerjaan harus kita kaitkan dengan ibadah. Walau digaji berapapun tidak akan cukup memenuhi hawa nafsu kita. 

Ingatlah bahwa kalau kita memenuhi keperluan orang lain itu termasuk dalam ibadah dan kita mendapat pahala. Konsentrasilah pada hasil pekerjaan, bukan pada gaji. Tanyakan dalam hati, apakah pekerjaan kita sekarang ini dapat membuat kita masuk Syurga ?. 

Hubungkan selalu apapun aktifitas kita dengan Allah. Sebagai contoh saat mendidik anak kita bisa saja marah karena kenakalannya. Namun bila kita hubungkan dengan Allah maka kita akan lebih sabar, karena ada pahala dari Allah bila kita mendidik anak dengan kesabaran.

Pekerjaan haruslah menambah ketakwaan kita kepada Allah, maka tidak boleh bekerja yang subhat apalagi yang haram seperti pekerja seks komersial atau mencuci uang haram. Akhlak muslimah yang jujur dan santun serta profesional haruslah kita miliki. Bila kita jujur dan santun banyak yang senang.

Bila tidak jujur lihatlah diri kita. Anak bisa mencontoh orang tuanya. Bila anak susah disuruh shalat dan mengaji lihatlah dulu ibu dan bapaknya. Sebelum kita menyalahkan anak, koreksi terlebih dulu hubungan kita dengan Allah.
Ada resiko yang kita dapat dengan memilih bekerja. Waktu kita lebih banyak di luar rumah sehingga kita harus bekerja lebih berat. Tugas mendampingi anak adalah tugas yang tidak dapat didelegasikan. Saat pulang bekerja, anak ingin bermanja jangan ditolak.

Ada tips untuk Ibu : lima menit sebelum sampai dirumah, tarik nafas panjang lupakan semua masalah kantor. Lalu masuk rumah, bersiap memberikan senyuman termanis yang kita punya.Berikan perhatian sepenuhnya akan apa yang anak katakan. Nikmati waktu bersama anak. 
Mungkin dalam pekerjaan kita mendapat tekanan yang tinggi, namun bila selalu dikaitkan dengan ibadah akan dapat menurunkan tingkat depresi.

Kalau bisa lebih cantik dirumah dari pada di kantor. Jangan berharap pada penilaian orang lain lebih baik pada penilaian keluarga di rumah.

Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita semua, Ibu pekerja yang mencintai keluarga. Amiin ya robbal alamiin...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saudaraku, silahkan saran dan komentarnya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. - QS. Al-Jatsiyah: 23