Kamis, 02 September 2010

Catatan : Manajemen MARAH


Ustz. Ani Kartika menjelaskan bahwa Puasa memiliki 2 keistimewaan yang perlu kita ketahui bersama, yaitu : Tersembunyi dan sebagai Senjata.

Tersembunyi maksudnya susah untuk mengetahui khusyuknya orang yang berpuasa. Ada banyak kejadian pada jaman Rasulullah yang terjadi saat Ramadhan, seperti : Perang Badar, Fathuh Makkah, Paceklik, dll. Sementara kita saat ini tidak dalam keadaan berperang maka seharusnya perlu introspeksi diri amal apa saja yang telah kita lakukan dalam Ramadhan ini.


Puasa juga sebagai Senjata melawan hawa nafsu. Karena biasanya marah terjadi saat kita kecewa atau tidak suka karena perlakukan tertentu. Maka puasa melatih kita untuk mengendalikannya.

Marah dapat terjadi karena faktor INTERNAL dan EKSTERNAL.

Contoh : bangun kesiangan dan terlambat sampai dikantor (Internal) dan saat sampai dikantor pekerjaan telah menumpuk, ada provokasi dari orang lain (Eksternal)


Marah tidak selamanya negatif. Marah yang negatif adalah marah yang destruktif. Namun marah bisa positif, selama ada hak-hak muslim yang tidak dipenuhi.

Salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah dapat menahan marah dan memaafkan. Gelarnya MUHSININ, yaitu sempurnanya manusia berada diatas hawa nafsunya.


Marah itu tercela karena :

1.   Ujungnya penyesalan dan bila berlarut dapat menyebabkan tidak konsisten.


Contohnya marah pada anak, setelah marah pada anak biasanya kita malah menuruti apa yang anak minta.

2.  Marah dapat membinasakan hati.
Hati yang menuruti hawa nafsu dapat menjadi keras. Akibatnya bila sudah keras sulit untuk dinasehati. Salah satu cara mengendalikan hawa nafsu adalah dengan berpuasa. Bila 1 bulan ini mampu menahan amarah, maka insya Allah 11 bulan yang lain mampu pula.
Syaitan berjalan pada aliran darah, karena itu berpuasalah untuk mempersempit aliran darah untuk menahan marah.

3. Marah itu membuang tenaga.

4. Marah dapat mengubah organ tubuh.
Contoh : kening berkerut, jantung berdetak lebih cepat, nafas ter engah-engah, keringatan, dlsbnya.

5. Marah itu tercela dan memperpendek umur.

Berikut ini ada beberapa Tips untuk mengelola marah :

- Ketika marah, baca Ta'awuz dan tarik nafas dulu sebelum bicara.

- Fikirkan dulu, layakkah saya marah.

- Biasanya bila telah marah, maka marah selanjutnya menjadi lebih marah.

- Tinggalkan tempat bila kita tidak dapat menahan marah.

- Berwudhulah, karena marah itu api dan bisa dipadamkan dengan air.


Ada hikmah saat kita menyuruh anak tentang sholat, dimana kita sebagai orang tua diminta mengajak anak sholat pada umur 7 tahun namun baru boleh dipukul bila tidak sholat saat anak telah berumur 10 tahun. Ada tenggang waktu 3 tahun diberikan sebelum Allah perintahkan kita memukulnya. 


Rasulullah bersabda : "tidaklah Allah tambahkan melainkan kemuliaan untuk orang yang dapat menahan amarahnya"

Anak tidak cukup dididik hanya dengan marah saja, namun cari alternatif dan ajaklah anak melakukan kegiatan. Contohnya saat ada tamu dirumah anak merengek minta perhatian, maka ajak anak bicara dan libatkan dalam percakapan dengan tamu. 



Kalaupun harus marah, gunakan intonasi rendah dan kata-kata yang jelas sehingga anak mengerti mengapa kita marah. Hindari mengomel panjang lebar yang tidak dimengerti anak.

Rasulullah bersabda : "bila marah berlakulah adil"

Maksudnya marah hari ini jangan dihubungkan dengan kejadian yang kemaren.


Sebagai kesimpulan pentingnya mengelola marah adalah :

- Kemampuan mengendalikan marah akan menenangkan jiwa

- Menjadikan hubungan sesama manusia lebih dekat.

- Ibadah terasa nyaman

- Sehat fisik dan mental.

- Dapat meraih syurgaNya.

Sabda Rasulullah : "siapa yang tidak ingin segera berlomba meraih syurga dengan cara bertaqwa ? Orang yang paling tinggi tingkatan taqwa nya adalah orang yang dapat memaafkan orang lain"

Kelembutan hati itu adalah wujud kasih sayang Allah yang diberikan kepada orang-orang terpilih yaitu orang-orang yang mampu mengendalikan marah. Semoga kita termasuk kedalamnya.
Wallahu alam bisshowwab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saudaraku, silahkan saran dan komentarnya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. - QS. Al-Jatsiyah: 23