Senin, 26 April 2010

Catatan Sempurnakan Wudhumu

Pada hari kiamat nanti, umat Nabi Muhammad Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam akan terbedakan dengan umat yang lainnya dengan cahaya yang nampak pada anggota wudhu’. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ

“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

Adapun perintah berwudhu ada dalam Al Qur'an Surah Al Maidah ayat 6 :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Ada beberapa alasan mengapa wudhu perlu disempurnakan :
  1. Wudhu itu sebagai tanda. Salah satu golongan yang masuk kedalam syurga adalah orang-orang yang menjaga wudhunya dan nanti akan dibolehkan memilih untuk masuk dari pintu manapun. 
  2. Rasulullah mengajarkan : perpanjanglah wudhu. misalnya : membasuh melebihi mata kaki.
  3. Keutamaan wudhu mengangkat derajat orang muslim serta membersihkan lahir dan bathin.
Ust. Munamah menanyakan kepada jamaah, salah satu sebab wudhu batal adalah buang angin, mengapa yang dibasuh adalah muka bukan bagian yang mengeluarkan angin ?
Jawabnya, karena pada wajahlah terdapat rasa malu.

Sehari minimal 5x kita berwudhu.

Berikut ini adalah cara menyempurnakan wudhu, yang mana termasuk hal-hal yang disunnahkan:

- Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan
- Mengulagi masing-masing anggota wudhu sebanyak 3 (tiga) kali
- Tidak berbicara
- Menghadap kiblat
- Membaca basmalah (dalam hati atau melafadzkannya)
- Berniat untuk wudhu, dan melafadzkan:

"Nawaitul wudluua liraf'il hadatsil ashghari fardlallillaahi ta'aalaa"

artinya : "Aku niat berwudlu' untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah."

- Membasuh telapak tangan sampai pergelangan
- Menggosok gigi (bersiwak)
- Berkumur
- Membersihkan hidung (memasukkan air kehidung kemudian dibuang kembali)
- Membasuh muka (dengan merata)
- Membasuh tangan hingga sampai dengan kedua siku (dengan merata)
- Mengusap sebagian kepala
- Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
- Membasuh kaki hingga sampai dengan kedua mata kaki (dengan merata)
- Membaca doa sesudah berwudhu. 

 "Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh, Allahummaj'alnii minat tawwaa biinaa waj'alnii minal mutathahhiriin."

artinya: "Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya allah, masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah ke dalam golongan orang-orang yang suci."

- Yang terakhir penting sekali : Tertib (berurutan)
 
 Ada beberapa perkara atau hal yang dapat membatalkan sah nya wudhu, diantaranya adalah:
  1. Keluar sesuatu dari dua pintu (kubul dan dubur) atau salah satu dari keduanya baik berupa kotoran, air kencing , angin, air mani, wadhi, mazi atau yang lainnya.
  2. Hilangnya akal, baik gila, pingsan ataupun mabuk.
  3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim.
  4. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan bathin telapak tangan, baik milik sendiri maupun milik orang lain. Baik dewasa maupun anak-anak.
  5. Tidur, kecuali apabila tidurnya dengan duduk dan masih dalam keadaan semula (tidak berubah kedudukannya).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saudaraku, silahkan saran dan komentarnya :

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. - QS. Al-Jatsiyah: 23